Siang ini,rasanya bodyku sangat tidak bisa diajak kompromi.Badan letih dan lesu,semangat tidak maju-maju bahkan salon pas tidak ampuh.
Ingin sekali aku tidur,namun,sialnya aku sudah berjanji kepada Reisei untuk menemaninya berjalan-jalan kesebuah toko buku untuk membeli sebuah novel misteri tentang pembunuhan di sebuah peron.
Jadi,setelah bel tanda pelajaran jam terakhir usai,langsung saja aku ngeloyor pergi meninggalkan dunia pembelajaran yang bikin aku sakit kepala dan badan panas-dingin.Segera kukemasi buku-buku pelajaran Matematika dari atas meja dan kuambil helm dari bawah bangku.
Walau saya paling anti naik motor…
Setidaknya saya hobi nebeng sama temen lainlah!
Akan tetapi,siang ini terpaksa jalan karena saya sempat dipanggil guru untuk disuruh melakukan pengopian terhadap sejumlah tugas.
Sialnya…
Jadilah sampai dirumah dengan telat.
Ketika telah sampai dirumah,kudapati rumah sedang sepi serta kosong seperti biasanya.Tetapi,entah kenapa,dapat kucium aroma hawa pembunuh yang mengerikan.
Aroma itu,memiliki karakteristik khusus.Dimana,pertama kali menghirupnya akan terasa semerbak yang akan membuat tubuh menjadi fresh.Namun,setelah itu tubuh terasa menjadi tak bisa digerakkan sementara selama beberapa detik dan malah muncul keringat dingin.
Kudekati rumah orang tuaku itu dengan perlahan,kukeluarkan penggaris besi sepanjang 40 cm dari dalam tas dan kujadikan senjata pukul.Jantungku bedegup begitu kencang begitu telah tiba didepan pintu.
Kupegang kenobnya dan kubuka pintu itu.Aku berusaha untuk tak membuat suara ketika melangkah.Dengan hati-hati,kututup kembali pintu itu.
Kriiieeeeett….
Pintu itu pun telah kututup.
Kini,aku berusaha untuk menuju ruang keluarga.Dapat kurasakan bahwa ada seseorang dirumah ini.Namun,aku tidak dapat mengetahuinya walaupun instingku mengatakan dia ada didekatku.
Setelah bersusah payah melangkah pelan-pelan,akhirnya sampai juga di ruang keluarga.Dapat kurasakan ada aura-aura yang siap untuk memberikan serangan kejutan kapanpun juga.
Tanganku semakin bergetar…
Hampir saja aku menjatuhkan penggaris yang terbuat dari besi itu saking tidak kuat untuk memegangnya.
Ssshhh……
Angin dingin menerpa tengkukku.Itu sempat membuatku terkejut karena suasana sedang mencekam disana.Tapi,kupikir itu hanya angin yang datang dari ventilasi rumah.
Sialnya…
Dugaanku salah…
Di ruang keluarga ini,tidak ada yang namanya ventilasi udara dalam bentuk apapun.Sialnya lagi,kehadiran orang itu kini dapat kurasakan dibelakangku.
Segera kuayunkan penggaris itu kebelakang.Namun……
Sepertinya aku kalah cepat…
Orang itu segera mendekap tubuhku dari belakang dan tangan satunya segera bergerak mengarahkan keleherku.Dapat kulihat sebuah pisau lipat,eh,ntar dulu,itu bukan pisau lipat kayanya,malah mirip bayonet lipat.
Dapat kulihat ada tulisan CCCP dibayonet itu.
Tangan itu mengenakan sarung tangan yang terbuat dari kulit.Kemungkinan kulit sapi.
Pikiranku segera bubar…
Satu-satunya yang terpikir olehku adalah kenapa aku harus mati ditangan pria entah siapa ini.Eh,bentar…
Tak sengaja punggungku bersentuhan dengan tubuh orang itu…
Owh…
Benarkah ini?!
Aku merasakan sesuatu yang hangat dan kemungkinan kenyal.
Ya,benda itu seperti payudara.
Tak terasa cairan merah dan sedikit amis keluar dari hidungku.Rupanya,aku mengalami mimisan…
“Bima!Apa yang telah kamu lakukan?!Kau akan mengotori baju yang baru saja kubeli seharga $ 9,500!”,kata orang itu.
Setelah kudengar suaranya.Rasanya,saya pernah mengetahui siapa orang itu.Kepala saya segera memutarkan flashback.
Tapi…
*Krik**krik**krik*
*System crash,cannot play since the file is corrupt*
Sial…
Setelah orang itu melepaskanku.Aku segera berbalik.Tampaklah seorang wanita muda yang memiliki wajah cantik dan tubuhnya benar-benar terolah dengan baik.Umurnya kira-kira setahun lebih tua dari pada aku.
Aku pun bengong melihat orang itu…
Tampak wanita itu mengetahui kalo aku lagi bengong sambil hidung masih mengeluarkan darah.Jadi,sebuah gerakan kilat pembentuk cap lima jari segera mengarah kepipiku yang mulus seperti pantat babi.
“Bim!Dari kita masih kecil sampai sekarang baru ketemu lagi,ternyata kau banyak belum berubah!”,kata wanita itu tanpa perasaan berdosa walau sudah menampar pipiku.
Segera aku mengambil tissue dan menyumbatnya kelubang hidung sebelah kananku.
“Oh,masa sih?”,tanyaku
“Iya Bim.Dulu kita sering main bareng,kamu sering kejedot tembok terus nangis dan sebagainya.”
Aku hanya mengangguk-angguk.
“Maaf,tapi kamu siapa ya?”,tanyaku dengan wajah tak berdosa.
Wanita itu terdiam dan menatapku dengan tatapan yang membuat nyaliku menciut.Walau biasanya orang takut melihatku karena aku biasa main keras,tapi,kali ini yang dihadapanku sepertinya lebih brutal.
Matanya yang berwarna biru pucat tampak sedikit bejat dan siap memangsa siapapun yang menentangnya.
*Brugh*
*Pletak*
Tendangan dan pukulan menghantam tubuhku dengan sangat keras…
“APA?!”,teriaknya.”KAMU LUPA?!SETELAH MASA YANG KITA HABISKAN DULU BERSAMA?!”
“Iy…Iya…”,jawabku gugup.
Kukira perempuan itu ingin segera menghabisiku.Tapi,sepertinya aku telah menyakiti hatinya.Karena dari apa yang aku lihat,perempuan itu segera meneteskan air matanya.
Aku pun merasa sedikit bersoda…
Kuambil sapu tangan dari saku celanaku dan segera kugunakan untuk mengelap air matanya yang kini telah membasahi kedua pipinya.Kuusapkan kearah pipinya yang basah hingga kedekat matanya yang terpejam.
Segera kududukkan dia diatas sofa.
“Tenanglah,jangan menangis lagi.Mungkin dengan seiring berjalannya waktu,aku akan ingat siapa dirimu.”,kataku dengan lembut untuk menenangkan dirinya.
Gadis itu masih sesunggukkan.Ia menatapku sebentar dengan tatapan sedikit kecewa,tapi ia masih berusaha untuk tersenyum.Segera disandarkannya kepalanya kearah bahuku.Kuelus-elus kepalanya dengan penuh kelembutan sambil berusaha untuk menenangkannya.
Damn!
Habis dielus seperti itu,ia malah tertidur!
Hadoh!
Macam mana pula ini?!
Akhirnya,terpaksa aku bopong dia menuju kamar tamu.Maunya sih digeletakkan dipinggir jalan,tapi,kalo dia bisa masuk,berarti sudah dikasih kunci sama mama…
Dan itu berarti dia pasti salah satu sepupu jauh…
Kubaringkan ia diatas tempat tidur.Iseng-iseng,kuambil sebuah meteran untuk mengukur lingkar tubuh,sebuah nota dan sebuah pensil.Dengan cekatan,segera aku ukur lingkar pinggang,paha,payudara dan sejenisnya.
Entah kenapa,ini adalah hobi baruku,sudah ada 3 yang aku ukur.Yang pertama Reisei,kedua Sofie,dan ketiga adalah gadis ini.Rupanya aku beruntung.Kali ini memiliki ukuran 38c,padahal dua sebelumnya sama-sama 34b.
Segera kusimpan catatan itu setelah selesai.
Aku pun segera menuju kamar tidur kebanggaanku dan segera mengganti seragamku dengan pakaian sehari-hari dirumah yang berupa celana pendek dan sebuah kaos tanpa lengan yang sudah kusam warnanya.
Segera kuangin-anginkan seragam itu sambil kusemprotkan parfume ‘Escape’ keseluruh bagian agar wangi terus dan terus wangi.
Setelah selesai,iseng-iseng aku menuju kamar tamu tempat gadis itu kubaringkan.Kulihat ia hanya membawa tas punggung kecil dan sebuah tas selempang kecil juga.Isinya hanyalah..Oh..Benar-benar harta karun bagi pria!!!!!
Kuambil sebuah G-string warna merah yang ada.Iseng-iseng,kuendus-endus dan kuusapkan kekepalaku.Oh…Serasa ada disurga!!!
Tiba-tiba…
*PLAAKKK*
Sebuah cap lima jari menempel pada pipiku yang selembut pantat bayi.
Pelakunya adalah…
Sang pemilik…
Sial,kepergok dah…
“APA YANG KAMU LAKUKAN TOLOL?!”,bentaknya.
“Eh..Anu…Anu…Lagi…Oh,aku lagi ingin mencari identitas dirimu!”,jawabku berkilah.
“Oh,jadi dengan cara mengendus-endus celana dalam dan mengusapkan kekepalamu bisa membuatmu mengetahui siapa nama pemiliknya?”,tanyanya.
“Iya,begitulah.”,kataku sambil bersiul.
Beberapa detik kemudian.
Aku terpaksa mengkompress hidungku dengan es batu setelah sebuah pukulan maut mendarat dengan sukses disana.
Aku pun terkapar…
Setelah pendarahannya berhenti,aku segera mandi dan bersiap untuk pergi ketempat dimana aku dan Reisei berjanji akan bertemu.
“Mau kemana kau?”,tanyanya.
“Jalan-jalan sama teman.Kamu nunggu aja dirumah,ntar kalo ikut kamu bosen lo.”,jawabku.
“Nggak!Aku mau ikut!Kitakan sudah lama tidak ketemu dan tidak pernah berjalan bersama-sama!”,paksa cewe itu.
Jadi,terpaksalah saya membawanya sekalian.
Sepertinya,membawanya adalah kesalahan fatal.Selama perjalanan,ia menempel-nempel terus keaku dan berjalan disebelahku selayaknya gadis tak pernah disentuh cowoknya.
Orang-orang disekitar sampai heran melihatnya.
Firasatku buruk selama disebelahnya,karena,aku tak ingat siapa dia dan kelakuannya lumayan menggangguku.Setelah beberapa saat,ia memutuskan untuk nempel dipunggung.
Bahkan,Rei saja tidak sampai segitunya!
Cuma kalo Rei sewaktu makan bersama berhadap-hadapan kakinya bisa ‘sangat menggangu konsentrasi’ iman saya.Karena permainan kakinya itu.
Akhirnya,sampai juga ditaman.Kulihat Reisei sedang duduk dibawah pohon durian yang tidak berbuah.
Kulambaikan tanganku sambil memanggil-manggil namanya.Ia segera menoleh dan tersenyum,kemudian ia segera berdiri dan berjalan menuju kearahku.
“Bima!Tumben kamu sedikit lama.”,katanya sambil memunculkan senyuman khasnya sebelum nonjok orang.
“Eh,sorry,ada sedikit masalah,Rei-chan.”,jawabku.
“Sayang,kamukan tau aku gak suka orang yang telat dan terus berusaha untuk berkilah dari kesalahannya.”
“Tapi,beneran ada sedikit masalah tadi!”
Reisei tersenyum sinis,sudah kuduga ia tak bakal percaya terlebih apabila aku mengatakan yang sesungguhnya.Tangannya dikepalkan dan diarahkan kemukaku dengan sekuat tenaganya.
Aku berpikir,biasanya aku terkenal kejam dan bejat diantara siswa laki-laki dan yang paling sadis dalam berkelahi.Namun,kenapa saya sangat lemah terhadap gadis-gadis?
Hadoh!!!
Pasrahlah hidung kena jotosan kedua kali.
Tangan Reisei sudah melayang dan hampir mengenaiku.
Aku sudah bersiap menerima pukulan itu.
Namun,tiba-tiba sebuah tangan menahannya.
“Jangan pernah memukul hidung sayangku!Dasar wanita murahan!”
“Apa?!Siapa kau?!BIMA!KAU HARUS MENJELASKAN SEMUANYA!”
“………”
“Sayang,jelaskan aja semuanya.Jelaskan saja tentang hubungan kita.”
Gadis itu segera memeluk-meluk diriku dihadapan Reiseiku.
“HENTIKAN!SIAPA KAMU?!”
“Aku sepupu tercintanya,namaku Svetlana,kamu siapa,hah?!Berani sekali kau memperlakukan sayangku seperti itu!”
“Aku Reisei!Pacarnya sejak 7 bulan yang lalu!”
“Kalau begitu,lupakan saja karena ia adalah milikku sekarang.”,jawab gadis itu yang ternyata bernama Svetlana sambil merangkul Reisei dan memegang dagunya.
Otakku segera menjalankan file directorynya dan mencari data tentang Svetlana.
Damn.
Yang muncul cuma penjelasan bahwa Svetlana adalah sepupu jauhku yang dimana pada saat ia berusia 5 tahun,ia pernah menyaksikan pembantaian dan pemerkosaan massal kaum Kristen orthodok yang menjaganya selama orang tuanya pergi didalam sebuah gereja oleh tentara komunis dinegaranya di daerah Eropa Timur.Ia selamat karena seorang biarawati sempat menyembunyikannya didalam kotak komuni.Selama beberapa tahun kemudian ia tinggal bersama keluargaku karena sedang menjalani pegobatan untuk kesehatan jiwanya.Setelah itu,file corrupt.Kemudian ter-skip hingga kalimat ‘setelah dewasa,ia menjadi seorang yang tak bisa mengendalikan dirinya dan sangat jarang tersenyum’.
“Tunggu!Svetlana!,jangan begitu!Dia adalah pacarku,kalau kamu berani ama dia,berarti kamu harus berhadapan dengan aku dulu!”,kataku sok hero yang penting asoy.
Svetlana tertegun…
Kemudian ia segera mendekatkan bibirnya kearah telinga Reisei.Ia seperti membisikkan sesuatu.
Namun,kata terakhirnya sempat aku dengar,yaitu : ‘awas engkau nanti’
Bulu kudukku sempat merinding.Seorang Psycho asli ada disini dan sialnya ia adalah sepupuku sendiri.
Aku segera memutuskan agar tetap jadi jalan-jalan ke toko bukunya agar suasana segera kembali sperti sedia kala.Sambil terus mengawasi keduanya yang sama-sama telah memunculkan hawa-hawa ingin saling membunuh.
Sesampai di toko buku,Svet segera berjalan menuju daerah majalah-majalah sementara Rei kearah novel.Aku sendiri berjalan menuju arah buku komik sambil berharap menemukan komik Doraemon jilid ke 999.
Kami menghabiskan waktu cukup lama didalam.
Sekitar 4 jam kemudian,ketika aku telah mendapatkan apa yang kucari dan membayarnya,segera kucari kedua gadis itu.
Kusisiri setiap blok,barisan dan deret.Anehnya,aku tak berhasil menemukan mereka berdua.Perasaanku mulai dilanda kecemasan.Aku mulai takut mereka berdua akan melakukan hal-hal yang tidak aku inginkan.
Segera tadi aku tanyakan ke salah satu pegawai toko buku itu.
“Mas,mas tadi liat cewe rambut pirang sebahu pakai topi hitam sama cewe rambut panjang warna hitam lewat sini apa ngga,mas?”
“Oh,kalo itu sih,saya liat yang cewe rambut hitam aja.Tadinya dia beli cutter di bagian peralatan kantor.Terus habis gitu dia keluar menuju keparkiran di bagian bawah.”
DEGG!!!!
Mati aku!
Firasatku semakin buruk…
“Makasih ya,mas!”
“Sama-sama.”
Aku segera berlari kecil menuju tempat parkir dibawah.Sesampainya di tempat itu,hampir tidak ada orang sama sekali dan sangat sedikit mobil yang parkir.Lampu penerangan pun bisa dihitung dengan satu tangan dan semuanya redup.
Aku semakin cemas.
Segera kusisiri daerah itu.
Tiba-tiba,kudengar suara perempuan sedang cekcok.
Segera kudatangi sumber suara itu.
Sial!
Rupanya…
Aku terlambat…
Reisei telah menghunuskan cutternya kearah Svetlana yang sedang memainkan pisau yang ia gunakan kepadaku tadi siang.
“STOP,berhenti!”
“Bim?!Apa yang kau lakukan disini?!Ini masalah kami berdua!”,jawab mereka bersamaan.
Setelah itu,dua tendangan dan Sembilan pukulan melayang kearahku dan membuatku roboh dengan seketika.
Kaki dan tanganku segera mereka ikat dengan tali raffia.
Jadilah aku tak berdaya dan hanya bisa menyaksikan mereka berkelahi satu sama lain.
Reisei segera menyerang dengan brutal.Namun,semuanya berhasil dihindari oleh Svetlana dan dibalas dengan beberapa pukulan kearah perutnya.Tampak Reisei kesakitan dan mulai tidak seimbang lagi.Hal itu membuat ayunan cutternya menjadi tak terarah.
*SRETTT*
Baju Svetlana bagian dadanya berhasil dirobek oleh Reisei.Svet hanya tersenyum,kemudian ia segera bergerak untuk melawan.Kali ini,ia serius.
*BRAK*
*BRUGGHHH*
*SREETT*
Kini,Rei dalam masalah,bahunya berhasil dilukai oleh Svet.Kemudian,Svet membersihkan darah Rei dipisaunya dengan cara dijilatnya.
“Darahmu…Enak juga ternyata.”,katanya tanpa ekspresi.
“Akan kubalas kau!”,teriak Reisei sambil menahan sakit.
Cutter dan pisau itu beberapa kali saling beradu.Mereka sangat ingin untuk menghabisi satu sama lain tanpa alasan yang jelas.Dengan cepat,hampir sekujur tubuh Rei dipenuhi oleh luka sabetan pisau.
Kulihat,ia tak sanggup lagi untuk berdiri tegak dan melawan.Darah segar berwarna merah membasahi pakaian bahkan wajahnya.Ya,wajahnya yang cantik kini berlumuran darahnya sendiri.
Tak berapa lama,ia jatuh terduduk dihadapan Svet.
“Bagaimana?Masih mau lagi?”,tanyanya.
“Aku…shh…Tidak akan menyerah dasar wanita jalang!”
*CTASS!*
Svet melepaskan ikat pinggangnya dan ia gunakan sebagai cambuk.Dipukul-pukulkannya keudara,kemudian,ia pukul kepunggung Rei.
“ARGH!!!”,jerit Rei kesakitan.
Ia terus-terusan memukul punggungnya hingga berdarah yang Rei menjerit-jerit kesakitan dengan hebatnya.Dari wajah Svet,aku dapat merasakan bahwa ia masih belum puas sama sekali dengan apa yang telah dilakukannya.Ia pun segera mengangkat tubuh Rei.Diikatnya tangannya kesebuah tiang tanda dilarang stop.
Aku sangat berharap ada orang lewat dan memanggil bantuan untuk menghentikan gadis ini.Sialnya,tidak ada satu pun dari tadi.
Kini,dirobeknya baju Rei dan tampaklah dua buah bukit indah yang ditahan oleh sebuah bra.Svet malah makin brutal.Digunakannya sabuknya untuk mencambuk kedua payudara Rei.Rei teriak kesakitan sekencang-kencangnya sambil mengeluarakan air mata.
Svet malah tersenyum senang melihat hal itu.Sementara aku malah ngeri melihat hal itu.Aku berusaha untuk berguling,namun,sialnya talinya terikat sama salah satu tiang silahkan Parkir.
“Svetlana!Hentikan!”,teriakku.
“Jangan ikut campur,Bim!”,jawabnya sinis.
Aku segera menggesek-gesekkan tali yang mengikatku keaspal sambil berharap tali itu putus.
Kulihat,Rei kini tak berdaya sama sekali.Pada saat itu,Svet tiba-tiba menarik tali bra milik Rei hingga lepas.Kini,tergantunglah dua bukit itu karena tidak ada penahannya.
Rei segera diposisikan Svet untuk duduk diatasnya.Kemudian,dengan leluasa Svet memainkan kedua bukit itu.Diciuminya dengan bibirnya,yang membuat Rei sedikit mendesah.
Aku terus berteriak supaya berhenti.Karena,sebagai pacarnya yang sah saja aku tak pernah melakukan hal bejat seperti itu!
Aku sangat tak terima karena seharusnya aku yang melakukannya!
Setelah diciumi,kini,lidah Svet mulai beraksi.Sialnya,ia bahkan memaksa Rei untuk membuka bibirnya menggunakan bibir miliknya!
Hal itu membuatku emosi tingkat tinggi,rasannya jantungku memompa darah terlalu cepat keseluruh tubuhku,sehingga mengakibatkan adrenalin alamiku keluar.Hal itu membuatku tak merasakan sakit ketika aku memutuskan tali yang mengikat tanganku dengan cara menariknya kuat-kuat hingga putus.
Segera kuputuskan yang mengikat kakiku dan aku segera berlari menuju Rei dan Svet.Kudorong Svet menjauh dari Rei tepat ketika tangan Svet mulai meraba-raba ‘daerah suci’ milik Rei.
“Sayang,bertahanlah!”,kataku sambil melepas jaket yang ku kenakan untuk menutupi tubuh Reisei yang berlumuran darah.Walau itu jaket buatan Gucci seharga $ 5,999.00,tapi lebih penting kehormatan dan nyawa Reisei ketimbang jaket itu.
Kulepaskan ikatannya dan kudekap tubuhnya yang lemas.Ia kehilangan banyak darah,segera aku gendong dia keluar tempat parkir itu.Aku tak mempedulikan lagi keadaan Svetlana.
Segera kuhentikan sebuah taksi dan kuminta untuk mengantarnya ke RS terdekat.Aku hanya bisa memeluknya erat-erat karena tubuhnya mulai dingin,tanda vitalnya mulai melemah.
Kusuruh supirnya menginjak gas pol.
Perasaanku carut marut macam keju parut masuk perut pas keluar kerut-kerut.Perasaan panic melanda dengan hebath.
Akhirnya,sampai juga di RSD Dr.Mahmoudtomo.
Aku minta diturunkan depan UGD.Turun-turun aku langsung teriak minta diambilkan ranjang dorong.Pegawai mekanik dan perawat yang ada segera mendatangiku.
Segera Reisei kuturunkan dari taksi dan kuletakkan diatas ranjang itu.
Perawat segera memberinya pertolongan pertama sembari dibawa menuju ruang UGD.
Aku segera berjalan menuju resepsionis untuk mengisi data untuk rawat inap Reisei.Diformulir yang diberikan,kutulis penyebab sampai terjadi luka seperti itu dikarenakan diserang preman.Dan langsung kubayar dimuka menggunakan uang tabunganku.
Kini,aku hanya bisa berharap cemas di ruang tunggu.Berharap bahwa ia masih diberikan kesempatan untuk hidup kedua.
Dalam situasi seperti itu,tiba-tiba sosok yang kukenal berjalan datang menemuiku.
Ya,siapa lagi kalau bukan Svet.
Ia datang dalam keadaan baju yang robek dibeberapa bagian karena habis melakukan perkelahian tadi.
“Mau apa kau?”,tanyaku.
“Aku,kesini ingin meminta maaf atas apa yang telah aku lakukan.”
“Aku,mungkin bisa memaafkanmu,karena aku tahu siapa dirimu,Svet.Walau apa yang tadi kau lakukan sungguh bejat.Tapi,entah apa Rei bisa.”
“Kau akan membantuku.”
“Eh,apa kamu bilang?Itu tadi sebuah pertanyaan apa pernyataan?”
“Keduanya digabung!”
“Itu lebih mirip pernyataan,tolol!Tapi,ada satu yang tak bisa kumaafkan dari yang tadi kau lakukan!”
“Apa itu?”
“Kau berusaha untuk mengambil kehormatannya!Aku tidak terima itu!Dia milikku!”
“Kalau begitu,maaf.”
“Hanya,maaf?!”
“Baiklah,kau boleh memegang punyaku dan melakukan apa yang tadi kulakukan terhadap diriku.”
“Aku bukan tipe pria seperti itu.”
“Yakin?Bagaiamana dengan koleksi video milikmu yang rata-rata tentang gadis yang disiksa dulu baru diperawani?!Atau yang dilakukan dengan cara keras?!”
*DEGHHH*
Jantungku terasa berhenti mendengarnya.Berarti,dia telah membuka lemari videoku?!Atau dia telah membuka laptopku?!Argh!Rahasiaku terbongkar!!!!!!
Svet tersenyum melihat aku panic.
“Jangan khawatir,tak ‘kan kuberitahu siapapun.Bahkan,apabila kau ingin melakukannya,lakukan saja denganku.Aku siap.”,katanya sambil tersenyum.
Rasanya,kepalaku jadi berat dan aku pun ambrugh…
…………
………
……
…
Sial,aku ketiduran diruang tunggu rumah sakit.Tumben ada yang ngasih bantal yang empuk..Eh,apa,bantal?!
Jangan-jangan?!
Sial,bener…
Aku tertidur dan bersandar kedada milik Svet.Sementara ia tidur dalam posisi kepala rebah dibahu kanannya.
Tak berapa lama……
“Ada yang datang bersama pasien ini?”,tanya seorang perawat keluar dari ruang UGD.
Aku segera bangkit.
“Iya,saya!Bagaimana kondisinya?!”
“Ia baik-baik saja walau harus menjalani rawat inap.”
“Syukurlah.”
Setelah itu,aku segera keluar dari rumah sakit dan memanggil taksi untuk segera pulang menuju rumah bersama Svet.Karena ia telah tertidur,terpaksa aku gendong dia masuk taksi.Selama perjalanan,ia tertidur dengan merebahkan kepalanya di pahaku.
Aku berusaha memakluminya,karena,masa lalunya yang begitu buruk dan mengerikan.
Sesampai dirumah,ia terpaksa kugendong lagi dan kurebahkan diatas kasurnya.Setelah itu,aku segera beristirahat dikamarku.Malam itu,badanku terasa sakit sekali.Seperti sehabis membawa beban berat.
Keesokan harinya,pukul 5 sore,aku dan Svet menjenguk Reisei dirumah sakit sambil membawakannya buah pisang dan jeruk.Ia senang ketika aku datang,namun,begitu melihat Svetlana,ia tampak marah.
Tapi,setelah kujelaskan panjang dan kelebaran mengenai Svet,tampaknya ia memakluminya.
“Svetlana,bagaimana kalau kita melakukannya lagi kapan-kapan?”,tanya Reisei.
“Ergh…Baiklah.”,jawabnya.
Entah kenapa,aku malah mengira Reisei ketagihan dirangsang seperti itu.Serta-merta aku langsung menjawab “Sayang?!Jangan kau lakukan itu dengannya!Denganku saja!”.
“Bima sayang…BEGO LOE APA?!MAKSUDNYA BERANTEMNYA!AKU DENDAM KARENA KALAH!”,bentaknya.
“hehehe,barangkali tau-tau kamu jadi suka sesama.”
“Tega!Tuduhan tanpa alasan.Lagian,belum waktunya,aku belum siap.”,jawab Reisei sambil tersenyum kearahku.
*SRRRRRR*
Darah pun mengalir keluar dari lubang hidungku.
“Sial,kenapa mimisan lagi?”,tanya Svetlana.
“Ah,tau ah!Pulang yuk!”
“Eh,temenin dong bobok disini.Disebelahkukan kosong ranjangnya.Jadi tidur aja disitu.Soalnya suster sering cerita ada hantu yang menakutkan hobi ngegangguin pasien yang baru masuk.Terutama yang cewe cantik,imut dan lugu.”,kata Reisei tiba-tiba sambil memasang puppy faces.
Aku dan Svetlana saling berpandangan.Dan kemudian melihat muka Reisei yang memelas.
“Baiklah,aku dikiri,kamu dikanan.”,kataku pada Svetlana.
“Terserah,gih,yang penting rame-rame kita.”,jawabnya sambil menunduk.
“Tunggu!Apa maksudmu tidur berdua disitu,Bim?!Ada gorden pembatas lagi?!Kamu mau selingkuh dihadapanku apa?!Kalo nggak,ya kamu dilantai!”
“Tega!Bentar,kenapa kita gak bertiga aja tidur?”
“Heh?Gimana?”,tanya Svetlana.
Aku segera mendorong ranjang itu dan memindahkan meja yang ada.Maka ranjangnya pun menjadi luas.Rei segera kuangkat dan kuletakkan ditengah.
“Bim?Kamu serius?”,tanya Reisei.
Aku mengangguk.
Akhirnya,malam itu,kami tidur bertiga dan ditengah adalah Reisei.Aku tidur mojok dekat dinding sementara Reisei dan Svetlana berdua.Ketika tidur,tangan Svetlana sungguh rada menggangu.Dia malah grepe-grepe badanku yang atletis dari belakang.Sementara,Reisei malah tidak bisa tidur dengan tenang karena takut apabila ada salah satu dari kami berdua khilaf dan ‘menggaronginya’.
Yang penting,tidur gitu jarang!
Dan patut dicoba walau kemungkinan besar besok akan diusir sama suster ato perawat yang visite.
The End.