Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Short Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Short Story. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 April 2014

Lapar

            “Kau tahu, masih sakit rasanya jika mengingat seluruh memori itu.Aku tertekan dan sempat berusaha untuk mengakhiri hidupku.Sebisa mungkin aku berusaha untuk menutupinya dari kedua orang tuaku dan juga ketiga kakakku.”,ucapku padanya.
            Gadis itu tertawa kecil sembari memicingkan matanya kearahku.”Kau selalu saja terlibat masalah yang tidak jelas.Sudahlah, lupakan tentang dirinya.Ia tak pantas untukmu.Ia cenderung lari dari masalah daripada berusaha untuk memperbaikinya.”
            Kuanggukkan kepalaku dengan pelan.
            Masih sakit rasanya jika memikirkan tentang dirinya.
            Dan usahanya agar hanya mau menjadi temannya lagi.
            Persetan pikirku.
            Jika aku tidak bisa memilikinya, seharusnya dia tidak memaksaku untuk dekat dengannya.
            Kuraih buku anatomiku dan mulai membuka bagian urogenitalia…
            “Kenapa kau membuka halaman itu?”,tanyanya dengan wajah yang sedikit memerah.
            “Karena kemarin baru sampai bagian ini?”
            Gadis itu terdiam beberapa saat.
            “Nova, adakah yang menyadari keberadaanku disini selain dirimu?”
            “Anya, sudah kukatakan padamu puluhan kali.Berhentilah berkata seakan kau hanyalah delusi dari pikiranku!”
            Ia tertawa cekikikan.Diambilnya minuman dari kulkas dan meneguknya hingga habis tanpa menawarkannya padaku terlebih dahulu.
            Kuakui, wajahnya memang manis bagai malaikat walaupun hatinya lumayan bejat.
            Sangat disayangkan sekali…
            Malam kian meninggi dan dari kejauhan terdengarlah suara penjual tahu campur yang berkeliaran mencari pembeli.Dimalam yang dingin ini ku akui kalau sangat dingin sekali.
            Sungguh malam yang sangat kubenci…
            “Adakah gadis yang kau sukai?”,tanyanya tiba-tiba memecah keheningan.
            Aku berpikir, berpura-pura berpikir lebih tepatnya.
            “Jawablah saja dengan jujur.Aku pasti mendukungmu.Aku ingin melihat kau bahagia bersama orang yang kau cintai.”,ucapnya dengan tatapan lugu.
            Aku menghela nafasku,”Jidatmu bahagia.Dengan uang yang dibatasi dan sumber daya yang dikurangi, lebih baik sendiri dahulu.”
            Ia tertawa mendengarnya.
            “Aku ikhlas dan rela jika kau menginginkan orang lain daripada diriku.”
            Kuraih bantal terdekat dan kulempar kearahnya.
            Dan lemparanku tepat mengenai wajahnya.
            Ia berusaha membalasku namun tidak mengenai sedikit pun.
            “Berhentilah berkata seperti itu.”,ucapku padanya.”Kau membuatku merasa bersalah.”
            Tiba-tiba, matanya yang tadinya ceria kini mulai berkaca-kaca.Tidak lama kemudian, air mata mulai meleleh dari kedua ujung matanya.Air mata tersebut membasahi kedua belah pipinya yang merah dan tampak lezat tanpa ada alasan yang jelas.
            Entah mengapa, ketika ia menangis seperti ini malah membuatnya tampak imut.Sikapnya yang biasanya dewasa dan terkadang menyebalkan menjadi berbeda 190 derajat.
            Melihatnya seperti itu malah membuatku ingin tersenyum dan mendekapnya sebelu…
            PLAK!
            Sebuah tamparan mendarat diwajahku…
            Dan sungguh sangat menyakitkan…
            “Kamu tega! Aku lagi sedih kenapa kamu malah tersenyum?!”,tanyanya dengan nada marah namun dengan mata yang masih berlinangan dengan air matanya.”Aku benci kamu!!!”
            Nada marahnya malah terdengar lucu untukku, entah kenapa tiba-tiba ruangan terasa panas, membuatku ingin menanggalkan pakaian yang kukenakan.
            PLAK!
            Tamparan kedua mendarat dengan sukses ke sisi yang lain.
            Bukan perasaan sakit melainkan tampak seperti suatu perasaan yang menyenangkan.
            Anya tiba-tiba menjauh dan merapat ke pojok tempat tidurku sembari memasang ekspresi ketakutan.Entah mengapa ia tiba-tiba menjadi takut seperti itu sementara kau mulai merasa sedikit terangsang dengan tamparannya barusan.
            “Nova…Hentikanlah…Maafkan aku karena telah menamparmu!!!”, jeritnya ketakutan.
            Aku tertawa…
            Sungguh lucu melihatnya ketakutan seperti itu…
            Ia semakin menyudut ketika aku duduk dipinggir ranjang.
            “Tenanglah, kau kira aku akan melakukannya malam ini kepadamu? Kau bukanlah budak cintaku.Kau kira aku orang yang seperti itu?”
            Anya masih menangis sesunggukan.
            “Ingatlah satu hal, jangan membahas masalah cinta lagi, oke? Sepertinya aku salah mengambil level sebelum lahir dulu.”
            Kusandarkan punggungku kedinding dihadapannya.
            Suatu saat nanti jika saatnya tepat.
            Aku akan menemukannya.
            “Aku berjanji padamu, suatu saat nanti, akan kucarikan tubuh yang tepat untukmu.”
            Gadis itu berhenti menangis…
            Wajahnya berubah menjadi ekspresi senang…
            “Apakah kau lapar?”,tanyaku padanya.
            Ia mengangguk lemah…
            Kusodorkan lenganku padanya…
            Dan ia mulai membuka mulutnya dan menggigit lenganku…
            Sepertinya, aku mulai lapar akan tubuhnya…


FIN

Selasa, 10 Desember 2013

Dia

"Apa yang akan kau lakukan jika aku pergi terlebih dahulu?",tanyaku padanya.

Ia tersenyum kecil.Senyuman bagai malaikat yang sanggup menenangkan siapapun yang melihatnya.
Kemudian ia berkata,"Jangan bodoh,jika kau pergi terlebih dahulu untuk menghadapnya,maka aku akan segera menyusulmu."

Setelah mengatakan itu, ia tertawa kecil.

Aku tersenyum mendengarnya.

Memang ia gadis yang nekat.

Kuambil kacamata dan handphoneku.Kukirimkan sejumlah pesan untuk kedua orang tua, kakak, serta sahabatku.Di kesunyian malam ini, dadaku terasa sesak.

Beberapa hari ini ia selalu bersamaku.

Menemaniku di tengah sunyinya malam.

Terkadang kami berbicara hal yang penting, dan terkadang kami hanya bercanda bersenda gurau.

"Aku hanya ingin, mereka baik-baik saja disana.Masalah yang kualami tak ada hubungannya dengan mereka semua.",ucapku padanya."Aku tetap akan melakukannya,sebaik yang kubisa.Walau ini sangat membuatku kelelahan secara mental dan psikis."

Ia menatapku denga dalam,"Jika kau kelelahan,berhentilah.Aku benci melihatmu memaksakan dirimu.Kau kira kamu sanggup menyelesaikan semuanya sendiri?"

"Hehehe",tawaku."Aku hanya berusaha menjadi apa yang selalu dianggap masyarakat luas."

"Kau idiot! Setiap orang memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri.Berhentilah memaksakan diri menjadi kaum mayoritas yang membosankan! Pribadimu sendiri lebih baik!",bentaknya.

Aku hanya tersenyum setelah mendapat marah darinya.

Kuambil buku kecil hitam milikku dan kulanjutkan untuk menulis semuanya.

Masih ada waktu.

Aku tidak akan gugur dengan mudah.Ini sudah menjadi takdir sejak moyangku membantu untuk mendirikan menara Babel.Tuhan menghukum mereka dan memisahkan bahasa mereka.

Dalam hati aku senang.
Ia selalu ada untukku kapan pun.

Ia selalu bersamaku.

Aku tak peduli, apakah ia hanyalah ilusi dari permainan otakku ataukah hatiku.

"Tidurlah.Ini sudah malam.",ucapnya lembut.

Aku menggeleng.

"Sebentar lagi."

Ia segera menaiki tempat tidurku dan membaringkan tubuhnya.Dengan gestur yang menggoda ia berusaha memancingku untuk berbaring di sebelahnya.

Sepertinya malam ini ia menang.
Aku lelah.
Beristirahat adalah satu-satunya yang aku inginkan.

Sabtu, 07 Desember 2013

Hunger



            “Kau tahu, masih sakit rasanya jika mengingat seluruh memori itu.Aku tertekan dan sempat berusaha untuk mengakhiri hidupku.Sebisa mungkin aku berusaha untuk menutupinya dari kedua orang tuaku dan juga ketiga kakakku.”,ucapku padanya.
            Gadis itu tertawa kecil sembari memicingkan matanya kearahku.”Kau selalu saja terlibat masalah yang tidak jelas.Sudahlah, lupakan tentang dirinya.Ia tak pantas untukmu.Ia cenderung lari dari masalah daripada berusaha untuk memperbaikinya.”
            Kuanggukkan kepalaku dengan pelan.
            Masih sakit rasanya jika memikirkan tentang dirinya.
            Dan usahanya agar hanya mau menjadi temannya lagi.
            Persetan pikirku.
            Jika aku tidak bisa memilikinya, seharusnya dia tidak memaksaku untuk dekat dengannya.
            Kuraih buku anatomiku dan mulai membuka bagian urogenitalia…
            “Kenapa kau membuka halaman itu?”,tanyanya dengan wajah yang sedikit memerah.
            “Karena kemarin baru sampai bagian ini?”
            Gadis itu terdiam beberapa saat.
            “Nova, adakah yang menyadari keberadaanku disini selain dirimu?”
            “Anya, sudah kukatakan padamu puluhan kali.Berhentilah berkata seakan kau hanyalah delusi dari pikiranku!”
            Ia tertawa cekikikan.Diambilnya minuman dari kulkas dan meneguknya hingga habis tanpa menawarkannya padaku terlebih dahulu.
            Kuakui, wajahnya memang manis bagai malaikat walaupun hatinya lumayan bejat.
            Sangat disayangkan sekali…
            Malam kian meninggi dan dari kejauhan terdengarlah suara penjual tahu campur yang berkeliaran mencari pembeli.Dimalam yang dingin ini ku akui kalau sangat dingin sekali.
            Sungguh malam yang sangat kubenci…
            “Adakah gadis yang kau sukai?”,tanyanya tiba-tiba memecah keheningan.
            Aku berpikir, berpura-pura berpikir lebih tepatnya.
            “Jawablah saja dengan jujur.Aku pasti mendukungmu.Aku ingin melihat kau bahagia bersama orang yang kau cintai.”,ucapnya dengan tatapan lugu.
            Aku menghela nafasku,”Jidatmu bahagia.Dengan uang yang dibatasi dan sumber daya yang dikurangi, lebih baik sendiri dahulu.”
            Ia tertawa mendengarnya.
            “Aku ikhlas dan rela jika kau menginginkan orang lain daripada diriku.”
            Kuraih bantal terdekat dan kulempar kearahnya.
            Dan lemparanku tepat mengenai wajahnya.
            Ia berusaha membalasku namun tidak mengenai sedikit pun.
            “Berhentilah berkata seperti itu.”,ucapku padanya.”Kau membuatku merasa bersalah.”
            Tiba-tiba, matanya yang tadinya ceria kini mulai berkaca-kaca.Tidak lama kemudian, air mata mulai meleleh dari kedua ujung matanya.Air mata tersebut membasahi kedua belah pipinya yang merah dan tampak lezat tanpa ada alasan yang jelas.
            Entah mengapa, ketika ia menangis seperti ini malah membuatnya tampak imut.Sikapnya yang biasanya dewasa dan terkadang menyebalkan menjadi berbeda 190 derajat.
            Melihatnya seperti itu malah membuatku ingin tersenyum dan mendekapnya sebelu…
            PLAK!
            Sebuah tamparan mendarat diwajahku…
            Dan sungguh sangat menyakitkan…
            “Kamu tega! Aku lagi sedih kenapa kamu malah tersenyum?!”,tanyanya dengan nada marah namun dengan mata yang masih berlinangan dengan air matanya.”Aku benci kamu!!!”
            Nada marahnya malah terdengar lucu untukku, entah kenapa tiba-tiba ruangan terasa panas, membuatku ingin menanggalkan pakaian yang kukenakan.
            PLAK!
            Tamparan kedua mendarat dengan sukses ke sisi yang lain.
            Bukan perasaan sakit melainkan tampak seperti suatu perasaan yang menyenangkan.
            Anya tiba-tiba menjauh dan merapat ke pojok tempat tidurku sembari memasang ekspresi ketakutan.Entah mengapa ia tiba-tiba menjadi takut seperti itu sementara kau mulai merasa sedikit terangsang dengan tamparannya barusan.
            “Nova…Hentikanlah…Maafkan aku karena telah menamparmu!!!”, jeritnya ketakutan.
            Aku tertawa…
            Sungguh lucu melihatnya ketakutan seperti itu…
            Ia semakin menyudut ketika aku duduk dipinggir ranjang.
            “Tenanglah, kau kira aku akan melakukannya malam ini kepadamu? Kau bukanlah budak cintaku.Kau kira aku orang yang seperti itu?”
            Anya masih menangis sesunggukan.
            “Ingatlah satu hal, jangan membahas masalah cinta lagi, oke? Sepertinya aku salah mengambil level sebelum lahir dulu.”
            Kusandarkan punggungku kedinding dihadapannya.
            Suatu saat nanti jika saatnya tepat.
            Aku akan menemukannya.
            “Aku berjanji padamu, suatu saat nanti, akan kucarikan tubuh yang tepat untukmu.”
            Gadis itu berhenti menangis…
            Wajahnya berubah menjadi ekspresi senang…
            “Apakah kau lapar?”,tanyaku padanya.
            Ia mengangguk lemah…
            Kusodorkan lenganku padanya…
Dan ia mulai membuku mulutnya dan menggigit lenganku…
Sepertinya, aku mulai lapar akan tubuhnya…


Minggu, 28 April 2013

Puisi untuk Katja(baca : Katya)
By Bagus Bimantara Mahaputera 

Ku bergegas berlari kecil menyusuri lorong rumah sakit ini tuk menuju kamarnya.Pagi ini ketika sedang berada disekolah,sebuah pesan singkat masuk ke handphoneku.
Sebuah pesan singkat dari Tante Nadya.

Date : 06.21 8 Mei 2013
Nova,penyakit Katja kambuh.
Ia masuk ke rumah sakit lagi pagi ini.
Bisa diberitahukan pada guru piket?
 
          Sepulang sekolah,segera kucari taksi dan berangkat menuju rumah sakit.Sesampainya disana segera kubayar argo taksi dan pergi menuju ruang resepsionis rumah sakit.Kutanyakan ruangan Katja,sepupuku,pada seorang perawat yang sedang bertugas. Perawat itu memberitahukan lokasinya yang berada di ruang Mawar,kelas VIP 1,bagian penyakit dalam,setelah menayakan hubunganku dengannya. Didepan kamar nomor 1,berdirilah Papa,Mama,om Mahmoud,dan tante Nadya.Tampak Mama sedang berusaha menenangkan adiknya itu.Sementara Papa dan om Mahmoud sedang terlibat perbincangan serius didekat sebuah vending machine. “Tante! Bagaimana keadaan Katja?”,tanyaku dengan perasaan prihatin.Tante Nadya menghela nafas panjang,”ia sudah melewati bagian kritis tadi pagi.Sekarang ia sedang istirahat.Ia terus mencarimu dari tadi.”
            “Nova,masuklah,temani sepupumu Katja.”,perintah mama dengan lembut. Aku menjawab perintah mama dengan anggukan.Ku buka pintu kamar Katja dan memasukinya.Didalam ruangan serba bercat putih itu,tampak Katja sedang terbaring lemah diatas ranjang.Selang infus berada dipergelangan tangannya, selang oksigen terpasang dihidungnya, dan sebuah gambar rontgen terpampang didinding sebelah ranjangnya. Kudekati Katja yang tampak sedang tertidur pula situ.Kutarik sebuah kursi dan aku duduk disisinya.Katja adalah sepupuku yang paling dekat,bukan hanya karena sekelas, tetapi karena kami tumbuh besar bersama.
            Walaupun ia seorang gadis, Ia cenderung tomboy dan tidak feminim, sering berbuat keributan dan berkelahi, atau hal bodoh lainnya.Tak heran ia memiliki teman lelaki lebih banyak daripada teman perempuan. Namun,semuanya berubah ketika ulang tahunnya yang ketujuh belas dua bulan yang lalu.Ia sebelumnya tidak pernah mengeluh sakit atau apa.Namun, saat itu, ia tiba-tiba pingsan. Segera saja ia dibawa kerumah sakit dan ketika didiagnosis oleh dokter, ia dinyatakan mengidap kanker otak stadium akhir. Berita itu tentu saja membuat om, tante, papa, mama dan tentu saja aku sangat terkejut akan kenyataan pahit itu.Bagaimana mungkin ia bisa mengidap stadium akhir tanpa menunjukkan gejala stadium awal?
               Kami memutuskan untuk merahasiakan ini dari teman-temannya dan hanya memberitahukan kepada pihak guru dan kepala sekolah agar membantu merahasiakan ini. Kupikir, mungkin karena ketomboyannya lah yang membuatnya nekat menahan rasa sakit selama ini yang ia derita sendirian. Disaat yang lain ceria, mungkin ia sedang tersiksa akan penyakitnya, namun ia tetap berusaha untuk tampak ceria. Tak terasa air mataku mulai meleleh perlahan.Teringat perkataan sang dokter yang mengatakan hidupnya hanya beberapa bulan saja. Tante dan om sempat hendak membawanya untuk melakukan terapi, namun Katja sendiri yang menolaknya.Ia menolak dengan alasan tak ingin kehilangan rambut hitam lembut panjang yang telah susah payah ia rawat. Lagi pula, menurutnya itu hanya akan memboroskan uang orang tuanya.Ia tahu bahwa hidupnya tidak akan lama.
              Terapi hanya memperpanjang umurnya beberapa bulan saja,walau ada juga harapan untuk sembuh,tapi,ia tetap menolaknya. Teringat akan semua itu,air mataku tak sekedar meleleh,kini aku menangis diatasnya.Aku menangis karena tak sanggup kehilangannya.Siapa yang nanti akan aku contek?! Siapa yang nanti akan membayari makanku jika aku lupa bawa uang?! Dan siapa nanti yang akan menemai dan membantuku belajar?! Pikiran itu membuat intensitas air mata yang keluar makin kencang.Dan aku segera menagis sambil menempelkan wajahku dipinggiran ranjang Katja. ‘PLAKKK~!!!’ Tamparan keras mendarat dipipiku yang semulus pantat bayi dan sedang dibasahi oleh air mata. “AWW!”,pekikku kesakitan sambil memegangi pipiku yang kini berwarna merah. “Jangan ambil kesempatan ya!”,bentak Katja yang tiba-tiba sudah terbangun dan dalam posisi duduk diranjang sambil menutupi bagian atas tubuhnya.”Lagian cowo kok cengeng! Pake nangis kenceng segala!?”
               “KATJAAA!!!!!”,teriakku sambil memeluknya dengan erat. “Nova! Hentikan!”,bentak Katja sambil berusaha menghindar dari pelukkanku. Tapi,karena terbatasnya tempat.Ia tak bias menghindar dan terpaksa ikhlasku peluk dan terpaksa memelukku juga. “Nova,ada sesuatu yang ingin kuminta darimu.”,ucap Katja ditelingaku.Otomatis,aku melepaskannya dan segera mengelap ingus dan air mata yang tadi sempat terhambur menggunakan sapu tangan. “Nova! Bukankah itu saputanganku yang dulu kupinjamkan padamu?!”,tanyanya begitu melihat sapu tangan yang sedang kugunakan. Aku gugup! ”Eh…Iya.”,jawabku.
         Tiba-tiba ia tersenyum.Senyuman manis yang jarang ia lakukan. “Untunglah masih kau simpan.Kukira kau akan menghilangkannya seperti yang lainnya.” Aku tersipu malu. Karena,pernyataan itu terlalu benar. “Apa yang ingin kau minta,Katja? Akan kulakukan.”,ucapku serius.Ia terkikik geli.”Termasuk loncat dari lantai dua sekolah kita?” “Kecuali itu!”,jawabku dengan emosi. Ia tertawa.Melihat ia tertawa,aku ikut juga,senang rasanya bisa menghiburnya dihari-hari terakhirnya. Kemudian, ditatapnya wajahku,”Nova,maukah kau membuatkan sesuatu untukku?”. “Apakah itu?”,tanyaku dengan penasaran.”Akan kulakukan jika bisa, Katja sayang.” Ia tersenyum,diambilnya sebuah gulungan kertas dari meja kecil disebelahnya dan ia berikan kepadaku.Kubaca isi kertas itu satu persatu mulai dari atas hingga akhir.
 Ã¼ Delete all browser history
ü Delete all porn in hardisk.
 Ã¼ Delete handphone browser history.
 Ã¼ Burn all Playgirl under the bed.
ü Remove my Blog.
ü Closed my Facebook and Twitter,and MySpace.
ü Had a boy who confessed his love to me.
“Dafuq I just read?!”,batinku keheranan,sementara Katja hanya tersenyum mesum dan blushing dihadapanku.”Jadi,apa yang kau inginkan?” Katja menghela nafas dan menatapku dengan tatapan yang berbeda dari yang tadi,ia memberikan tatapan kecewa kepadaku,membuatku salah tingkah. “Tidak usah kau pikirkanlah,memang mustahil bagiku untuk meminta yang terakhir.” Segera aku membaca ulang dan menggaris bawahi bagian terakhir.Yang kini aku paham kenapa wajahnya murung.Katja,memiliki banyak teman cowo karena kebanyakaan dari mereka takut kepadanya,dan taka da yang berani mengatakan cinta kepadanya. Karena itulah,ia masih single dan sendirian ketika banyak temannya yang lain sudah memiliki cinta pertama atau sudah sering ganti-ganti pasangan.Sebenarnya,aku kasihan kepadanya,tapi,aku sendiri juga mendapatkan dampaknya.
              Karena,setiap kali aku PDKT ke gadis yang kusukai,Katja muncul tiba-tiba dengan wajah cemburu sehingga membuat gadis itu berlari menjauhiku dengan perasaan takut.Apalagi habis gitu dia menyeretku kekantin hanya untuk menemani dia makan. “Kau menyukai seseorang?”,tanyaku. Ia mengangguk. “Dia tahu kau menyukainya?” Ia menggeleng. “Siapa orang itu,biar aku samperin dia.” Ekspresi wajahnya berubah seketika, tiba-tiba saja ia bergerak memelukku yang duduk disampingnya dari tadi dan menarik kearahnya.Semakin lama, pelukkannya semakin erat sehingga membuatku kesulitan bernafas. “Ka..tja! A..ku Se…s…ak…na..fa..s!”,teriakku dengan nafas yang hampir habis. Disaat seperti itu,Katja malah menitikkan air matanya dipundakku dan diseragam yang untung besok hari Sabtu! Jika tidak, terpaksa aku laundry terlebih dahulu. Dapat kudengar nafasnya terengah-engah dan suara isakkan miliknya yang terdengar pelan. “HUEEE!!! Nova!!! Aku jatuh cinta kepadamu!!!”,tangis Katja keras.Saking kerasnya Tante dan Mama langsung mendobrak masuk. “NOVA! Mama bilang temenin sepupumu! Bukan buat nangis!!!”,bentak mama tanpa bertanya apa yang terjadi lebih dahulu.”Kasihan jadinya sepupumu!” Tante yang ngeliat gitu malah ikut nangis.”HUEEE! SO sweet sekali mereka berdua berpelukan seperti itu!” Untuk beberapa saat,aku merasa keluargaku tidak ada yang beres semua. Sambil terisak,Katja berkata,”Nova,maukah kau membuatkan sebuah puisi yang indah untukku?”
                “Baiklah,akan kulakukan untukmu.”,kataku tanpa ragu. Segera saja aku memintanya melepaskan pelukkannya dan mengusap keningnya serta mengelap air matanya yang telah jatuh dengan deras membasahi kedua pipinya.Setelah itu,aku segera meminta izin pulang ke mama dan tante untuk segera membuatkan puisi untuknya. Selama perjalanan,aku terus berpikir puisi apa yang akan kutulis. Biasanya,aku membuatnya asal-asalan. Kini,ini adalah permintaan terakhir sepupuku yang sangat kusayangi.
              Maka,aku ingin memberinya kesan terakhir sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Segala jenis flashback kenangan kita berdua perlahan muncul dikepalaku yang sedang bersandar di jok belakang taksi. Ku teringat dimana ia sering ada disisiku saat semua teman-temanku menjauhiku, dimana ia selalu menghapus rasa sakit yang kualami dengan sentuhan lembutnya,membelaku saat dikeroyok habis-habisan, dan membantuku menghapus egoku yang mengakibatkan diriku terlibat masalah serta saat-saat indah lainnya. Kenangan yang diputar lambat bagaikan sebuah interlude klasik,membuatku teringat semuanya dengan jelas.Semuanya kini terkumpul kembali dan menjadi satu, bagai simfoni kenangan tak berlagu.
           Walau sebentar muncul, aku mengingatnya dengan kuat. Segera kubayar sang sopir taksi dan segera aku berlari keluar mobil untuk menuju pintu rumah. Dengan tergesa-gesa, kutarik selembar kertas putih dari setumpuk lembaran kertas dilemari bukuku. Kulempar tas sekolahku kearah ranjang,dan segera saja aku duduk dan mulai menuliskan puisi berdasarkan kenanganku bersama dirinya. Tak kupedulikan perut yang kelaparan atau mata yang sudah mulai mengantuk, semuanya kulawan demi dirinya yang kusayang.
       Coretan demi coretan membentuk untaian kata yang indah, dengan penuh perasaan aku menuliskannya.Entah jam berapa pada saat itu, yang jelas, secarik kertas putih yang awalnya hanyala lembaran polos kini telah berisi puisi untuk Katja. Setelah selesai aku pun jatuh terlelap diatas meja sambil menggenggam selembar kertas tersebut. Tik… Tik… Tik… Waktu berdetik perlahan… Secara ajaib,sang mentari telah bersinar diufuk timur… Dan nyanyian sang pejantan pun membangunkanku dari tidurku. ‘Kruuuyyuuuk~!!! Kruuyyuuuuk~!!!’ Sebentar, itu bukan suara ayam, melainkan nyanyian perut yang sudah kelaparan dari kemarin.Dengan gesit dan secepat kilat aku berlari menuju dapur dan mengecheck meja makan.
       Tepat seperti dugaanku… Nova,mama sama papa pergi kerumah sakit duluan,kamu nanti nyusul ya. Mama sudah bikinin kamu nasi goreng seafood kesukaanmu. Mama Begitulah isi secarik surat kecil diatas meja makan. Tanpa menunggu lebih lama lagi,nasi goring itu telah lenyap menuju lambung yang sudah tak sabar ingin meremas-remas makanan yang masuk. Dengan demikian,aku segera saja mandi dan mengenakan pakaian terbaikku untuk kembali menjenguk Katja.Kutelpon taksi untuk menjemput. Kuambil selembar puisi untuk Katja dan membereskan meja belajarku.

      Tak berapa lama,terdengar suara klakson taksi,dengan langkah mantap aku pergi dari rumah yang setelah sebelumnya aku kunci terlebih dahulu dan menempuh perjalanan menuju rumah sakit. Sesampainya disana, aku harus merelakan perginya lembaran uang lima puluh ribuan terakhir buat membayar sang supir. Kuhela nafas panjang dan berjalan dengan tenang menuju ruang tempat Katja berada. Dengan kertas disaku celana kanan dan sapu tangan disisi yang lain, aku sudah siap memberikan kenangan dalam sebuah puisi. Tepat didepan pintunya, aku terdiam panic. Keringat dinginku mengucur keluar dengan derasnya. Tapi, perasaan gugup itu sirna dengan sendirinya ketika aku membuka dan mendapati Katja telah menungguku ditemani Om, Tante, Papa, dan Mama. “NOVAA~!!”,pekiknya senang.”Kau sudah membuatnya?” Aku mengangguk. Dengan tenang kukeluarkan selembar kertas yang terlipat dari saku celanaku.

       Katja memandanginya dengan kagum.”Ayo bacakan!” Segera kuatur nafas dan segera membacanya dengan lantang dan penuh emosi.

 T’rima kasih t’lah ajatiku memandang dunia
 Dari sisi yang berbeda
Membuatku begitu menghargai hidup Mengubah segalanya jadi lebbih baik
 Dan memberi arti dalam hidupku
Mengubah marahku jadi senyuman Tepikan raguku dan buat aku percaya
Jadikan egoisku seperti candamu
 Dan indahkan hari-hariku
T’rima kasih t’lah menyayangiku
Ubah sombongku menjadi senyummu
Dan hapus air mataku dengan lembutmu
 Sirnakan dukaku dengan sayangmu
Menjagaku dan indahkan mimpiku
Hiasi cerahku dengan nadimu
 T’rima kasih t’lah hadir dalam hidupku,dalam hatiku
Dan t’rima kasih t’lah berikan s’gala yang terbaik untukku

 “Selesai.”,ucapku. Kulihat,mata Katja, Tante, dan Mama berkaca-kaca sementara Om dan Papa hanya bertepuk tangan. Kusimpan kembali lembaran kertas itu disaku celana dan aku segera mendekati Katja.

Kembali, kejadian kemarin terulang, ia segera memelukku dengan erat dan menangis dipundakku.Kali ini, aku membalas pelukkannya.Kubelai helaian rambutnya yang indah dan panjang, dan memilin-milinnya. Isak tangisnya membuat hatiku pilu. Diam-diam, aku ikut menangis perlahan,namun segera kuseka agar tak ada yang melihat aku menangis. Perlahan, aku mendekatkan bibirku ketelinganya dan berbisik,”Katja,dari puisi ini,aku tunjukkan rasa sayangku padamu.Aku berjanji,akan selalu ada disini menemanimu hingga akhir waktumu.” Katja hanya terdiam sambil terisak pelan.Namun aku tahu, dalam hatinya pasti ia sangat senang.

     Maka, sejak hari itu, aku menepati janjiku. Setiap usai sekolah,aku selalu menemaninya sampai malam hingga ia jatuh tertidur. Kulakukan hal itu setiap hari, hingga dihari terakhirnya. Ia menghembuskan nafas terakhirnya beberapa minggu kemudian dengan aku disisinya menggenggam kedua tangannya. Dan pada saat itu terjadi, tangisku tumpah tak terbendung mengingatnya dalam lembaran memoriku.
 FIN.

Senin, 08 Agustus 2011

Two Girls,da!

Siang ini,rasanya bodyku sangat tidak bisa diajak kompromi.Badan letih dan lesu,semangat tidak maju-maju bahkan salon pas tidak ampuh.
Ingin sekali aku tidur,namun,sialnya aku sudah berjanji kepada Reisei untuk menemaninya berjalan-jalan kesebuah toko buku untuk membeli sebuah novel misteri tentang pembunuhan di sebuah peron.
Jadi,setelah bel tanda pelajaran jam terakhir usai,langsung saja aku ngeloyor pergi meninggalkan dunia pembelajaran yang bikin aku sakit kepala dan badan panas-dingin.Segera kukemasi buku-buku pelajaran Matematika dari atas meja dan kuambil helm dari bawah bangku.
Walau saya paling anti naik motor…
Setidaknya saya hobi nebeng sama temen lainlah!
Akan tetapi,siang ini terpaksa jalan karena saya sempat dipanggil guru untuk disuruh melakukan pengopian terhadap sejumlah tugas.
Sialnya…
Jadilah sampai dirumah dengan telat.
Ketika telah sampai dirumah,kudapati rumah sedang sepi serta kosong seperti biasanya.Tetapi,entah kenapa,dapat kucium aroma hawa pembunuh yang mengerikan.
Aroma itu,memiliki karakteristik khusus.Dimana,pertama kali menghirupnya akan terasa semerbak yang akan membuat tubuh menjadi fresh.Namun,setelah itu tubuh terasa menjadi tak bisa digerakkan sementara selama beberapa detik dan malah muncul keringat dingin.
Kudekati rumah orang tuaku itu dengan perlahan,kukeluarkan penggaris besi sepanjang 40 cm dari dalam tas dan kujadikan senjata pukul.Jantungku bedegup begitu kencang begitu telah tiba didepan pintu.
Kupegang kenobnya dan kubuka pintu itu.Aku berusaha untuk tak membuat suara ketika melangkah.Dengan hati-hati,kututup kembali pintu itu.
Kriiieeeeett….
Pintu itu pun telah kututup.
Kini,aku berusaha untuk menuju ruang keluarga.Dapat kurasakan bahwa ada seseorang dirumah ini.Namun,aku tidak dapat mengetahuinya walaupun instingku mengatakan dia ada didekatku.
Setelah bersusah payah melangkah pelan-pelan,akhirnya sampai juga di ruang keluarga.Dapat kurasakan ada aura-aura yang siap untuk memberikan serangan kejutan kapanpun juga.
Tanganku semakin bergetar…
Hampir saja aku menjatuhkan penggaris yang terbuat dari besi itu saking tidak kuat untuk memegangnya.
Ssshhh……
Angin dingin menerpa tengkukku.Itu sempat membuatku terkejut karena suasana sedang mencekam disana.Tapi,kupikir itu hanya angin yang datang dari ventilasi rumah.
Sialnya…
Dugaanku salah…
Di ruang keluarga ini,tidak ada yang namanya ventilasi udara dalam bentuk apapun.Sialnya lagi,kehadiran orang itu kini dapat kurasakan dibelakangku.
Segera kuayunkan penggaris itu kebelakang.Namun……
Sepertinya aku kalah cepat…
Orang itu segera mendekap tubuhku dari belakang dan tangan satunya segera bergerak mengarahkan keleherku.Dapat kulihat sebuah pisau lipat,eh,ntar dulu,itu bukan pisau lipat kayanya,malah mirip bayonet lipat.
Dapat kulihat ada tulisan CCCP dibayonet itu.
Tangan itu mengenakan sarung tangan yang terbuat dari kulit.Kemungkinan kulit sapi.
Pikiranku segera bubar…
Satu-satunya yang terpikir olehku adalah kenapa aku harus mati ditangan pria entah siapa ini.Eh,bentar…
Tak sengaja punggungku bersentuhan dengan tubuh orang itu…
Owh…
Benarkah ini?!
Aku merasakan sesuatu yang hangat dan kemungkinan kenyal.
Ya,benda itu seperti payudara.
Tak terasa cairan merah dan sedikit amis keluar dari hidungku.Rupanya,aku mengalami mimisan…
“Bima!Apa yang telah kamu lakukan?!Kau akan mengotori baju yang baru saja kubeli seharga $ 9,500!”,kata orang itu.
Setelah kudengar suaranya.Rasanya,saya pernah mengetahui siapa orang itu.Kepala saya segera memutarkan flashback.
Tapi…
*Krik**krik**krik*
*System crash,cannot play since the file is corrupt*
Sial…
Setelah orang itu melepaskanku.Aku segera berbalik.Tampaklah seorang wanita muda yang memiliki wajah cantik dan tubuhnya benar-benar terolah dengan baik.Umurnya kira-kira setahun lebih tua dari pada aku.
Aku pun bengong melihat orang itu…
Tampak wanita itu mengetahui kalo aku lagi bengong sambil hidung masih mengeluarkan darah.Jadi,sebuah gerakan kilat pembentuk cap lima jari segera mengarah kepipiku yang mulus seperti pantat babi.
“Bim!Dari kita masih kecil sampai sekarang baru ketemu lagi,ternyata kau banyak belum berubah!”,kata wanita itu tanpa perasaan berdosa walau sudah menampar pipiku.
Segera aku mengambil tissue dan menyumbatnya kelubang hidung sebelah kananku.
“Oh,masa sih?”,tanyaku
“Iya Bim.Dulu kita sering main bareng,kamu sering kejedot tembok terus nangis dan sebagainya.”
Aku hanya mengangguk-angguk.
“Maaf,tapi kamu siapa ya?”,tanyaku dengan wajah tak berdosa.
Wanita itu terdiam dan menatapku dengan tatapan yang membuat nyaliku menciut.Walau biasanya orang takut melihatku karena aku biasa main keras,tapi,kali ini yang dihadapanku sepertinya lebih brutal.
Matanya yang berwarna biru pucat tampak sedikit bejat dan siap memangsa siapapun yang menentangnya.
*Brugh*
*Pletak*
Tendangan dan pukulan menghantam tubuhku dengan sangat keras…
“APA?!”,teriaknya.”KAMU LUPA?!SETELAH MASA YANG KITA HABISKAN DULU BERSAMA?!”
“Iy…Iya…”,jawabku gugup.
Kukira perempuan itu ingin segera menghabisiku.Tapi,sepertinya aku telah menyakiti hatinya.Karena dari apa yang aku lihat,perempuan itu segera meneteskan air matanya.
Aku pun merasa sedikit bersoda…
Kuambil sapu tangan dari saku celanaku dan segera kugunakan untuk mengelap air matanya yang kini telah membasahi kedua pipinya.Kuusapkan kearah pipinya yang basah hingga kedekat matanya yang terpejam.
Segera kududukkan dia diatas sofa.
“Tenanglah,jangan menangis lagi.Mungkin dengan seiring berjalannya waktu,aku akan ingat siapa dirimu.”,kataku dengan lembut untuk menenangkan dirinya.
Gadis itu masih sesunggukkan.Ia menatapku sebentar dengan tatapan sedikit kecewa,tapi ia masih berusaha untuk tersenyum.Segera disandarkannya kepalanya kearah bahuku.Kuelus-elus kepalanya dengan penuh kelembutan sambil berusaha untuk menenangkannya.
Damn!
Habis dielus seperti itu,ia malah tertidur!
Hadoh!
Macam mana pula ini?!
Akhirnya,terpaksa aku bopong dia menuju kamar tamu.Maunya sih digeletakkan dipinggir jalan,tapi,kalo dia bisa masuk,berarti sudah dikasih kunci sama mama…
Dan itu berarti dia pasti salah satu sepupu jauh…
Kubaringkan ia diatas tempat tidur.Iseng-iseng,kuambil sebuah meteran untuk mengukur lingkar tubuh,sebuah nota dan sebuah pensil.Dengan cekatan,segera aku ukur lingkar pinggang,paha,payudara dan sejenisnya.
Entah kenapa,ini adalah hobi baruku,sudah ada 3 yang aku ukur.Yang pertama Reisei,kedua Sofie,dan ketiga adalah gadis ini.Rupanya aku beruntung.Kali ini memiliki ukuran 38c,padahal dua sebelumnya sama-sama 34b.
Segera kusimpan catatan itu setelah selesai.
Aku pun segera menuju kamar tidur kebanggaanku dan segera mengganti seragamku dengan pakaian sehari-hari dirumah yang berupa celana pendek dan sebuah kaos tanpa lengan yang sudah kusam warnanya.
Segera kuangin-anginkan seragam itu sambil kusemprotkan parfume ‘Escape’ keseluruh bagian agar wangi terus dan terus wangi.
Setelah selesai,iseng-iseng aku menuju kamar tamu tempat gadis itu kubaringkan.Kulihat ia hanya membawa tas punggung kecil dan sebuah tas selempang kecil juga.Isinya hanyalah..Oh..Benar-benar harta karun bagi pria!!!!!
Kuambil sebuah G-string warna merah yang ada.Iseng-iseng,kuendus-endus dan kuusapkan kekepalaku.Oh…Serasa ada disurga!!!
Tiba-tiba…
*PLAAKKK*
Sebuah cap lima jari menempel pada pipiku yang selembut pantat bayi.
Pelakunya adalah…
Sang pemilik…
Sial,kepergok dah…
“APA YANG KAMU LAKUKAN TOLOL?!”,bentaknya.
“Eh..Anu…Anu…Lagi…Oh,aku lagi ingin mencari identitas dirimu!”,jawabku berkilah.
“Oh,jadi dengan cara mengendus-endus celana dalam dan mengusapkan kekepalamu bisa membuatmu mengetahui siapa nama pemiliknya?”,tanyanya.
“Iya,begitulah.”,kataku sambil bersiul.
Beberapa detik kemudian.
Aku terpaksa mengkompress hidungku dengan es batu setelah sebuah pukulan maut mendarat dengan sukses disana.
Aku pun terkapar…
Setelah pendarahannya berhenti,aku segera mandi dan bersiap untuk pergi ketempat dimana aku dan Reisei berjanji akan bertemu.
“Mau kemana kau?”,tanyanya.
“Jalan-jalan sama teman.Kamu nunggu aja dirumah,ntar kalo ikut kamu bosen lo.”,jawabku.
“Nggak!Aku mau ikut!Kitakan sudah lama tidak ketemu dan tidak pernah berjalan bersama-sama!”,paksa cewe itu.
Jadi,terpaksalah saya membawanya sekalian.
Sepertinya,membawanya adalah kesalahan fatal.Selama perjalanan,ia menempel-nempel terus keaku dan berjalan disebelahku selayaknya gadis tak pernah disentuh cowoknya.
Orang-orang disekitar sampai heran melihatnya.
Firasatku buruk selama disebelahnya,karena,aku tak ingat siapa dia dan kelakuannya lumayan menggangguku.Setelah beberapa saat,ia memutuskan untuk nempel dipunggung.
Bahkan,Rei saja tidak sampai segitunya!
Cuma kalo Rei sewaktu makan bersama berhadap-hadapan kakinya bisa ‘sangat menggangu konsentrasi’ iman saya.Karena permainan kakinya itu.
Akhirnya,sampai juga ditaman.Kulihat Reisei sedang duduk dibawah pohon durian yang tidak berbuah.
Kulambaikan tanganku sambil memanggil-manggil namanya.Ia segera menoleh dan tersenyum,kemudian ia segera berdiri dan berjalan menuju kearahku.
“Bima!Tumben kamu sedikit lama.”,katanya sambil memunculkan senyuman khasnya sebelum nonjok orang.
“Eh,sorry,ada sedikit masalah,Rei-chan.”,jawabku.
“Sayang,kamukan tau aku gak suka orang yang telat dan terus berusaha untuk berkilah dari kesalahannya.”
“Tapi,beneran ada sedikit masalah tadi!”
Reisei tersenyum sinis,sudah kuduga ia tak bakal percaya terlebih apabila aku mengatakan yang sesungguhnya.Tangannya dikepalkan dan diarahkan kemukaku dengan sekuat tenaganya.
Aku berpikir,biasanya aku terkenal kejam dan bejat diantara siswa laki-laki dan yang paling sadis dalam berkelahi.Namun,kenapa saya sangat lemah terhadap gadis-gadis?
Hadoh!!!
Pasrahlah hidung kena jotosan kedua kali.
Tangan Reisei sudah melayang dan hampir mengenaiku.
Aku sudah bersiap menerima pukulan itu.
Namun,tiba-tiba sebuah tangan menahannya.
“Jangan pernah memukul hidung sayangku!Dasar wanita murahan!”
“Apa?!Siapa kau?!BIMA!KAU HARUS MENJELASKAN SEMUANYA!”
“………”
“Sayang,jelaskan aja semuanya.Jelaskan saja tentang hubungan kita.”
Gadis itu segera memeluk-meluk diriku dihadapan Reiseiku.
“HENTIKAN!SIAPA KAMU?!”
“Aku sepupu tercintanya,namaku Svetlana,kamu siapa,hah?!Berani sekali kau memperlakukan sayangku seperti itu!”
“Aku Reisei!Pacarnya sejak 7 bulan yang lalu!”
“Kalau begitu,lupakan saja karena ia adalah milikku sekarang.”,jawab gadis itu yang ternyata bernama Svetlana sambil merangkul Reisei dan memegang dagunya.
Otakku segera menjalankan file directorynya dan mencari data tentang Svetlana.
Damn.
Yang muncul cuma penjelasan bahwa Svetlana adalah sepupu jauhku yang dimana pada saat ia berusia 5 tahun,ia pernah menyaksikan pembantaian dan pemerkosaan massal kaum Kristen orthodok yang menjaganya selama orang tuanya pergi didalam sebuah gereja oleh tentara komunis dinegaranya di daerah Eropa Timur.Ia selamat karena seorang biarawati sempat menyembunyikannya didalam kotak komuni.Selama beberapa tahun kemudian ia tinggal bersama keluargaku karena sedang menjalani pegobatan untuk kesehatan jiwanya.Setelah itu,file corrupt.Kemudian ter-skip hingga kalimat ‘setelah dewasa,ia menjadi seorang yang tak bisa mengendalikan dirinya dan sangat jarang tersenyum’.
“Tunggu!Svetlana!,jangan begitu!Dia adalah pacarku,kalau kamu berani ama dia,berarti kamu harus berhadapan dengan aku dulu!”,kataku sok hero yang penting asoy.
Svetlana tertegun…
Kemudian ia segera mendekatkan bibirnya kearah telinga Reisei.Ia seperti membisikkan sesuatu.
Namun,kata terakhirnya sempat aku dengar,yaitu : ‘awas engkau nanti’
Bulu kudukku sempat merinding.Seorang Psycho asli ada disini dan sialnya ia adalah sepupuku sendiri.
Aku segera memutuskan agar tetap jadi jalan-jalan ke toko bukunya agar suasana segera kembali sperti sedia kala.Sambil terus mengawasi keduanya yang sama-sama telah memunculkan hawa-hawa ingin saling membunuh.
Sesampai di toko buku,Svet segera berjalan menuju daerah majalah-majalah sementara Rei kearah novel.Aku sendiri berjalan menuju arah buku komik sambil berharap menemukan komik Doraemon jilid ke 999.
Kami menghabiskan waktu cukup lama didalam.
Sekitar 4 jam kemudian,ketika aku telah mendapatkan apa yang kucari dan membayarnya,segera kucari kedua gadis itu.
Kusisiri setiap blok,barisan dan deret.Anehnya,aku tak berhasil menemukan mereka berdua.Perasaanku mulai dilanda kecemasan.Aku mulai takut mereka berdua akan melakukan hal-hal yang tidak aku inginkan.
Segera tadi aku tanyakan ke salah satu pegawai toko buku itu.
“Mas,mas tadi liat cewe rambut pirang sebahu pakai topi hitam sama cewe rambut panjang warna hitam lewat sini apa ngga,mas?”
“Oh,kalo itu sih,saya liat yang cewe rambut hitam aja.Tadinya dia beli cutter di bagian peralatan kantor.Terus habis gitu dia keluar menuju keparkiran di bagian bawah.”
DEGG!!!!
Mati aku!
Firasatku semakin buruk…
“Makasih ya,mas!”
“Sama-sama.”
Aku segera berlari kecil menuju tempat parkir dibawah.Sesampainya di tempat itu,hampir tidak ada orang sama sekali dan sangat sedikit mobil yang parkir.Lampu penerangan pun bisa dihitung dengan satu tangan dan semuanya redup.
Aku semakin cemas.
Segera kusisiri daerah itu.
Tiba-tiba,kudengar suara perempuan sedang cekcok.
Segera kudatangi sumber suara itu.
Sial!
Rupanya…
Aku terlambat…
Reisei telah menghunuskan cutternya kearah Svetlana yang sedang memainkan pisau yang ia gunakan kepadaku tadi siang.
“STOP,berhenti!”
“Bim?!Apa yang kau lakukan disini?!Ini masalah kami berdua!”,jawab mereka bersamaan.
Setelah itu,dua tendangan dan Sembilan pukulan melayang kearahku dan membuatku roboh dengan seketika.
Kaki dan tanganku segera mereka ikat dengan tali raffia.
Jadilah aku tak berdaya dan hanya bisa menyaksikan mereka berkelahi satu sama lain.
Reisei segera menyerang dengan brutal.Namun,semuanya berhasil dihindari oleh Svetlana dan dibalas dengan beberapa pukulan kearah perutnya.Tampak Reisei kesakitan dan mulai tidak seimbang lagi.Hal itu membuat ayunan cutternya menjadi tak terarah.
*SRETTT*
Baju Svetlana bagian dadanya berhasil dirobek oleh Reisei.Svet hanya tersenyum,kemudian ia segera bergerak untuk melawan.Kali ini,ia serius.
*BRAK*
*BRUGGHHH*
*SREETT*
Kini,Rei dalam masalah,bahunya berhasil dilukai oleh Svet.Kemudian,Svet membersihkan darah Rei dipisaunya dengan cara dijilatnya.
“Darahmu…Enak juga ternyata.”,katanya tanpa ekspresi.
“Akan kubalas kau!”,teriak Reisei sambil menahan sakit.
Cutter dan pisau itu beberapa kali saling beradu.Mereka sangat ingin untuk menghabisi satu sama lain tanpa alasan yang jelas.Dengan cepat,hampir sekujur tubuh Rei dipenuhi oleh luka sabetan pisau.
Kulihat,ia tak sanggup lagi untuk berdiri tegak dan melawan.Darah segar berwarna merah membasahi pakaian bahkan wajahnya.Ya,wajahnya yang cantik kini berlumuran darahnya sendiri.
Tak berapa lama,ia jatuh terduduk dihadapan Svet.
“Bagaimana?Masih mau lagi?”,tanyanya.
“Aku…shh…Tidak akan menyerah dasar wanita jalang!”
*CTASS!*
Svet melepaskan ikat pinggangnya dan ia gunakan sebagai cambuk.Dipukul-pukulkannya keudara,kemudian,ia pukul kepunggung Rei.
“ARGH!!!”,jerit Rei kesakitan.
Ia terus-terusan memukul punggungnya hingga berdarah yang Rei menjerit-jerit kesakitan dengan hebatnya.Dari wajah Svet,aku dapat merasakan bahwa ia masih belum puas sama sekali dengan apa yang telah dilakukannya.Ia pun segera mengangkat tubuh Rei.Diikatnya tangannya kesebuah tiang tanda dilarang stop.
Aku sangat berharap ada orang lewat dan memanggil bantuan untuk menghentikan gadis ini.Sialnya,tidak ada satu pun dari tadi.
Kini,dirobeknya baju Rei dan tampaklah dua buah bukit indah yang ditahan oleh sebuah bra.Svet malah makin brutal.Digunakannya sabuknya untuk mencambuk kedua payudara Rei.Rei teriak kesakitan sekencang-kencangnya sambil mengeluarakan air mata.
Svet malah tersenyum senang melihat hal itu.Sementara aku malah ngeri melihat hal itu.Aku berusaha untuk berguling,namun,sialnya talinya terikat sama salah satu tiang silahkan Parkir.
“Svetlana!Hentikan!”,teriakku.
“Jangan ikut campur,Bim!”,jawabnya sinis.
Aku segera menggesek-gesekkan tali yang mengikatku keaspal sambil berharap tali itu putus.
Kulihat,Rei kini tak berdaya sama sekali.Pada saat itu,Svet tiba-tiba menarik tali bra milik Rei hingga lepas.Kini,tergantunglah dua bukit itu karena tidak ada penahannya.
Rei segera diposisikan Svet untuk duduk diatasnya.Kemudian,dengan leluasa Svet memainkan kedua bukit itu.Diciuminya dengan bibirnya,yang membuat Rei sedikit mendesah.
Aku terus berteriak supaya berhenti.Karena,sebagai pacarnya yang sah saja aku tak pernah melakukan hal bejat seperti itu!
Aku sangat tak terima karena seharusnya aku yang melakukannya!
Setelah diciumi,kini,lidah Svet mulai beraksi.Sialnya,ia bahkan memaksa Rei untuk membuka bibirnya menggunakan bibir miliknya!
Hal itu membuatku emosi tingkat tinggi,rasannya jantungku memompa darah terlalu cepat keseluruh tubuhku,sehingga mengakibatkan adrenalin alamiku keluar.Hal itu membuatku tak merasakan sakit ketika aku memutuskan tali yang mengikat tanganku dengan cara menariknya kuat-kuat hingga putus.
Segera kuputuskan yang mengikat kakiku dan aku segera berlari menuju Rei dan Svet.Kudorong Svet menjauh dari Rei tepat ketika tangan Svet mulai meraba-raba ‘daerah suci’ milik Rei.
“Sayang,bertahanlah!”,kataku sambil melepas jaket yang ku kenakan untuk menutupi tubuh Reisei yang berlumuran darah.Walau itu jaket buatan Gucci seharga $ 5,999.00,tapi lebih penting kehormatan dan nyawa Reisei ketimbang jaket itu.
Kulepaskan ikatannya dan kudekap tubuhnya yang lemas.Ia kehilangan banyak darah,segera aku gendong dia keluar tempat parkir itu.Aku tak mempedulikan lagi keadaan Svetlana.
Segera kuhentikan sebuah taksi dan kuminta untuk mengantarnya ke RS terdekat.Aku hanya bisa memeluknya erat-erat karena tubuhnya mulai dingin,tanda vitalnya mulai melemah.
Kusuruh supirnya menginjak gas pol.
Perasaanku carut marut macam keju parut masuk perut pas keluar kerut-kerut.Perasaan panic melanda dengan hebath.
Akhirnya,sampai juga di RSD Dr.Mahmoudtomo.
Aku minta diturunkan depan UGD.Turun-turun aku langsung teriak minta diambilkan ranjang dorong.Pegawai mekanik dan perawat yang ada segera mendatangiku.
Segera Reisei kuturunkan dari taksi dan kuletakkan diatas ranjang itu.
Perawat segera memberinya pertolongan pertama sembari dibawa menuju ruang UGD.
Aku segera berjalan menuju resepsionis untuk mengisi data untuk rawat inap Reisei.Diformulir yang diberikan,kutulis penyebab sampai terjadi luka seperti itu dikarenakan diserang preman.Dan langsung kubayar dimuka menggunakan uang tabunganku.
Kini,aku hanya bisa berharap cemas di ruang tunggu.Berharap bahwa ia masih diberikan kesempatan untuk hidup kedua.
Dalam situasi seperti itu,tiba-tiba sosok yang kukenal berjalan datang menemuiku.
Ya,siapa lagi kalau bukan Svet.
Ia datang dalam keadaan baju yang robek dibeberapa bagian karena habis melakukan perkelahian tadi.
“Mau apa kau?”,tanyaku.
“Aku,kesini ingin meminta maaf atas apa yang telah aku lakukan.”
“Aku,mungkin bisa memaafkanmu,karena aku tahu siapa dirimu,Svet.Walau apa yang tadi kau lakukan sungguh bejat.Tapi,entah apa Rei bisa.”
“Kau akan membantuku.”
“Eh,apa kamu bilang?Itu tadi sebuah pertanyaan apa pernyataan?”
“Keduanya digabung!”
“Itu lebih mirip pernyataan,tolol!Tapi,ada satu yang tak bisa kumaafkan dari yang tadi kau lakukan!”
“Apa itu?”
“Kau berusaha untuk mengambil kehormatannya!Aku tidak terima itu!Dia milikku!”
“Kalau begitu,maaf.”
“Hanya,maaf?!”
“Baiklah,kau boleh memegang punyaku dan melakukan apa yang tadi kulakukan terhadap diriku.”
“Aku bukan tipe pria seperti itu.”
“Yakin?Bagaiamana dengan koleksi video milikmu yang rata-rata tentang gadis yang disiksa dulu baru diperawani?!Atau yang dilakukan dengan cara keras?!”
*DEGHHH*
Jantungku terasa berhenti mendengarnya.Berarti,dia telah membuka lemari videoku?!Atau dia telah membuka laptopku?!Argh!Rahasiaku terbongkar!!!!!!
Svet tersenyum melihat aku panic.
“Jangan khawatir,tak ‘kan kuberitahu siapapun.Bahkan,apabila kau ingin melakukannya,lakukan saja denganku.Aku siap.”,katanya sambil tersenyum.
Rasanya,kepalaku jadi berat dan aku pun ambrugh…
…………
………
……

Sial,aku ketiduran diruang tunggu rumah sakit.Tumben ada yang ngasih bantal yang empuk..Eh,apa,bantal?!
Jangan-jangan?!
Sial,bener…
Aku tertidur dan bersandar kedada milik Svet.Sementara ia tidur dalam posisi kepala rebah dibahu kanannya.
Tak berapa lama……
“Ada yang datang bersama pasien ini?”,tanya seorang perawat keluar dari ruang UGD.
Aku segera bangkit.
“Iya,saya!Bagaimana kondisinya?!”
“Ia baik-baik saja walau harus menjalani rawat inap.”
“Syukurlah.”
Setelah itu,aku segera keluar dari rumah sakit dan memanggil taksi untuk segera pulang menuju rumah bersama Svet.Karena ia telah tertidur,terpaksa aku gendong dia masuk taksi.Selama perjalanan,ia tertidur dengan merebahkan kepalanya di pahaku.
Aku berusaha memakluminya,karena,masa lalunya yang begitu buruk dan mengerikan.
Sesampai dirumah,ia terpaksa kugendong lagi dan kurebahkan diatas kasurnya.Setelah itu,aku segera beristirahat dikamarku.Malam itu,badanku terasa sakit sekali.Seperti sehabis membawa beban berat.
Keesokan harinya,pukul 5 sore,aku dan Svet menjenguk Reisei dirumah sakit sambil membawakannya buah pisang dan jeruk.Ia senang ketika aku datang,namun,begitu melihat Svetlana,ia tampak marah.
Tapi,setelah kujelaskan panjang dan kelebaran mengenai Svet,tampaknya ia memakluminya.
“Svetlana,bagaimana kalau kita melakukannya lagi kapan-kapan?”,tanya Reisei.
“Ergh…Baiklah.”,jawabnya.
Entah kenapa,aku malah mengira Reisei ketagihan dirangsang seperti itu.Serta-merta aku langsung menjawab “Sayang?!Jangan kau lakukan itu dengannya!Denganku saja!”.
“Bima sayang…BEGO LOE APA?!MAKSUDNYA BERANTEMNYA!AKU DENDAM KARENA KALAH!”,bentaknya.
“hehehe,barangkali tau-tau kamu jadi suka sesama.”
“Tega!Tuduhan tanpa alasan.Lagian,belum waktunya,aku belum siap.”,jawab Reisei sambil tersenyum kearahku.
*SRRRRRR*
Darah pun mengalir keluar dari lubang hidungku.
“Sial,kenapa mimisan lagi?”,tanya Svetlana.
“Ah,tau ah!Pulang yuk!”
“Eh,temenin dong bobok disini.Disebelahkukan kosong ranjangnya.Jadi tidur aja disitu.Soalnya suster sering cerita ada hantu yang menakutkan hobi ngegangguin pasien yang baru masuk.Terutama yang cewe cantik,imut dan lugu.”,kata Reisei tiba-tiba sambil memasang puppy faces.
Aku dan Svetlana saling berpandangan.Dan kemudian melihat muka Reisei yang memelas.
“Baiklah,aku dikiri,kamu dikanan.”,kataku pada Svetlana.
“Terserah,gih,yang penting rame-rame kita.”,jawabnya sambil menunduk.
“Tunggu!Apa maksudmu tidur berdua disitu,Bim?!Ada gorden pembatas lagi?!Kamu mau selingkuh dihadapanku apa?!Kalo nggak,ya kamu dilantai!”
“Tega!Bentar,kenapa kita gak bertiga aja tidur?”
“Heh?Gimana?”,tanya Svetlana.
Aku segera mendorong ranjang itu dan memindahkan meja yang ada.Maka ranjangnya pun menjadi luas.Rei segera kuangkat dan kuletakkan ditengah.
“Bim?Kamu serius?”,tanya Reisei.
Aku mengangguk.
Akhirnya,malam itu,kami tidur bertiga dan ditengah adalah Reisei.Aku tidur mojok dekat dinding sementara Reisei dan Svetlana berdua.Ketika tidur,tangan Svetlana sungguh rada menggangu.Dia malah grepe-grepe badanku yang atletis dari belakang.Sementara,Reisei malah tidak bisa tidur dengan tenang karena takut apabila ada salah satu dari kami berdua khilaf dan ‘menggaronginya’.
Yang penting,tidur gitu jarang!
Dan patut dicoba walau kemungkinan besar besok akan diusir sama suster ato perawat yang visite.



The End.

Money can have a child,too?

Suatu hari yang cerah,tampak Bimanovic sedang duduk di teras kost-kostan nya.Tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil yang ternyata anak tetangga dan berkata “Om!Boleh Nitip Uang nggak?”.Sontak Bimanovic yang lagi melamun memikirkan gadis Idamannya langsung terkejut.”Boleh dik!”,jawabnya.”Memangnya kenapa?”
“Dirumah Sering kehilangan Uang Om”,jawab gadis itu lugu.
“Ini uangnya om,10 dinar yang terdiri dari 5 dinar!’
“Okelah kalo begitu!”Jawab Bimanovic.
Setelah menerima uang tersebut,disimpannyalah uang itu dibawah bantalnya.Iseng-iseng ia letakkan uang 1 dinar diantara 2 uang 5 dinar tersebut.
Keesokan harinya,gadis tersebut datang kembali pada saat Bimanovic sedang bersantai sambil menikmati secangkir teh melati dan sejumlah wafer cokelat.Gadis kecil itu pun bertanya kepada Bimanovic “Om,dimana uangku?”.
“Itu,dibalik bantal yang warna biru ya,”jawabnya singkat.”Oh,iya,kemarin malam uangmu telah melahirkan uang satu dinar,sekarang uangmu lima dinar disebelah kiri sedang mengandung!”
Senanglah hati anak itu.Maka,anak itu pun bergegas menuju tempat disimpannya uang miliknya tersebut.Diambilah uang satu dinar dan satu uang lima dinar disebelah kanan,ditinggalnya uang lima dinar disebelah kanan dengan harapan bisa melahirkan kembali.
Kejadian tersebut berulang hingga 4 kali.Namun,pada saat gadis kecil tersebut kembali untuk yang kelima kalinya,gadis kecil itu terheran-heran ketika melihat Bimanovic sedang menangis tersedu-sedu di depan pintu kamar kostnya.
“Mengapa om menangis?”Tanya gadis itu dengan lugunya,”apakah ada hal buruk terjadi?”
Bimanovic pun menjawab sambil menangis histeris,”hiks…hiks…hiks….Uangmu…hiks…telah meninggal dunia ketika tengah melahirkan tadi malam!”
Gadis itu pun keheranan.
“Mengapa uang koinku bisa meninggal,sungguh susah dipercaya.”
Dengan keadaan mata yang masih basah dengan air mata dan suara yang masih serak,Bimanovic pun berkata,”Dasar Gadis stress!Engkau percaya bahwa uangmu bisa melahirkan!Mengapa kini engkau tidak percaya uangmu telah meninggal!?”
Selesai

Meeting With Fate

Kamis pagi,aku berjalan pelan menuju sekolah sambil mendengarkan sejumlah lagu favoritku dari handphone.Aku tiba disekolah pada pukul enam tepat.Disekolah masih sepi bahkan hampir tidak ada orang sama sekali,atau begitu menurutku.Aku pun berjalan santai menuju ruang kelasku yang ada dilantai tiga.
Ya,sekolahku memiliki tiga lantai,karena sekolah ini memiliki lahan yang terbatas,sehingga lebih baik apabila bangunannya ditingkatkan.Namun,konsekuensinya adalah harus berpegal ria untuk menaiki anak tangganya.
Ketika aku melewati jendela belakang ruang kelasku,langkah ku terhenti dengan sendirinya.Aku dapat melihat ada seseorang didalam kelas.Aku pun melihat keadaan sekitar,tiada orang lain.Bahkan sejumlah kelas masih tertutup rapat.Maka kuputuskan untuk melihat dari jendela belakang kelas siapa yang berada didalam kelasku.
“Damn!”pikirku,aku tak bisa melihat siapa yang ada didalam karena orang itu menghadap papan tulis.Yang aku tahu itu adalah seorang gadis dan aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.
Aku pun memasuki kelas dari pintu belakang secara diam-diam dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara sama sekali.Dengan kecepatan seperti kilat dan tanpa suara aku segera mengambil tempat duduk dideretan paling belakang.
Kuamati apa yang dilakukan oleh gadis itu,dan ternyata Oh My God!
Gadis itu tampak sedang menuliskan sebuah puisi tentang percintaan dan terdapat sebuah gambar lelaki.Yang membuatku makin terkejut adalah puisi itu ternyata ditujukan untukku!
“Biss damn!”,ucapku pelan hampir tak bersuara ketika menyadari bahwa gambar tersebut adalah gambar diriku.
Tapi aku hanya tersenyum melihatnya sedang menulis.Aku pun berpikir sejenak,pantas saja dia berani menuliskannya dipapan tulis!!!Aku baru sadar bahwa hanya aku yang suka datang pagi!!!Dan teman-temanku rata-rata datang pada pukul 7 kurang 19 menit!!!
Akhirnya aku hanya bisa berdiam diri sambil memperhatikannya.”Akan kubiarkan dulu ia menyelesaikan apa yang ia kerjakan dan akan aku melontarkan ribuan pertanyaan padanya.”kataku kepada diri ku sendiri.
Tak berapa lam,gadis itu pun berhenti.
“Sudah selesai?”tanyaku padanya.
Gadis itu tampak terkejut segera membalikkan tubuhnya menghadap diriku.Wajahnya berubah menjadi kemerahan begitu melihat kearahku.Dia melihatku dengan tatapan seperti marah.Aku dapat memastikan bahwa gadis itu memiliki penampilan yang menarik dengan rambut panjangnya yang berwarna hitam berkilau.Aku pun baru menyadari bahwa ternyata gadis itu adalah Reisei,teman sekelasku.
Wajah gadis itu sebenarnya menarik,tetapi kini penuh dengan kemarahan.Kami berdua pun bertatapan untuk beberapa saat.
Aku pun memutuskan untuk berjalan mendekatinya.Dapat kulihat wajahnya semakin merah merona karena malu.Ia hanya menunduk ketika aku berada didekatnya.Senyum kecil aku munculkan untuk menenangkannya.Kusandarkan punggungku dipapan tulis.Kuletakkan tanganku di bahunya dan merangkulnya.
Dapat kurasakan detak jantungnya yang menderu kencang ketika aku merangkulnya.Hal yang kulakukan selanjutnya adalah memberinya sebuah kecupan di dahinya….
Sejak saat itu,kami berdua pun berpacaran.
Dan tidak ada yang mengetahui selain aku,Reisei,dan Bimanov,sepupu jauhku yang juga merupakan teman sekelasku,yang ternyata waktu itu entah dari mana muncul dan langsung memotret kami berdua.
Bimanov menggunakan foto itu sebagai media pemaksa diriku untuk memberikan contekan saat ulangan atau diberikan pada orang tuaku dan guru.
Sial,kenapa aku harus memiliki sepupu yang bejat……..
Selesai